Iklan Layanan Masyarakat

UMKM Jateng Didorong Tingkatkan Peran Ekspor Non Migas

Kamis, 10 Mar 2022 17:17:01 881

Keterangan Gambar : Acara live webinar secara hybrid 'Optimalisasi Peran UMKM dalam Meningkatkan Ekspor Non Migas Jawa Tengah" di Aula Progo Bappeda Temanggung, Kamis (10/3/2022).


Temanggung, MediaCenter - Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) telah terbukti mampu berperan besar dalam menyangga pertahanan perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, mendorong potensi UMKM dalam meningkatkan ekspor non migas sangat diperlukan, selain karena memiliki peluang lebar juga dinilai sangat menguntungkan. Hal tersebut mengemuka dalam acara live webinar secara hybrid 'Optimalisasi Peran UMKM dalam Meningkatkan Ekspor Non Migas Jawa Tengah" di Aula Progo Bappeda Temanggung, Kamis (10/3/2022).

Plt Kepala Bappeda Kabupaten Temanggung, Ripto Susilo mengatakan, acara yang diselenggarakan atas kerjasama Bappeda dengan Free Trade Agreements (FTA) Center Semarang ini bertujuan untuk pengembangan seluruh hasil UMKM, seperti kopi dan lain-lain. Branding UMKM Temanggung kelas ekspor itu sangat penting, selain finansial. 

"Hari ini FTA datang ke Temanggung untuk memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM yang benar-benar berkomitmen untuk kontinuitas, produknya tidak asal-asalan. Kedua, komitmen mengikuti pelatihan ini sampai selesai. Materi yang diberikan antara lain cara untuk bisa ekspor, selama ini Temanggung sudah ekspor, tapi memang akses langsung dengan buyer di luar negeri belum banyak, sehingga kalau bisa langsung lebih untung," katanya. 

Ketua FTA Center Semarang, Suharnomo mengatakan, potensi ekspor non migas Jawa Tengah saat ini tiga besarnya adalah produk tekstil dan turunannya, alas kaki, dan kayu. Namun sebenarnya di banyak daerah memiliki berbagai keunggulan yang telah menjadi brand, seperti Temanggung produknya tembakau dan kopi. 

"Kita ingin Temanggung ini brandnya sudah ada dan lama-lama betul Temanggung kota kopi sama halnya Temanggung kota tembakau.  Dengan BNI, Pemkab Temanggung, kita ini memberikan coaching, konsultasi, sampai ekspor benar-benar, lalu untuk jangka panjangnya menjaga kualitas. Karena kita tahu kita ini obor blarak, kaya yak-yak'o, tapi tiba-tiba berhenti, nah dari coaching ini ingin standarnya ada, sehingga kalau order benar-benar mampu," katanya. 

Semisal Temanggung kota kopi, Java Coffee Temanggung, maka harus digali kembali dan faktanya banyak sekali pengusaha kopi. Selanjutnya tinggal digabungkan dengan manajemen, kualitas, marketing, logistik. Saat ini sudah terbuka peluang dari Garuda Cargo, Bea Cukai, dari pembiayaan. Apalagi Indonesia memiliki kompetensi dan tahu negara yang tarifnya untuk impor, ekspor zero dari perjanjian internasional dan tujuannya kemana saja. Seperti talas, ternyata bisa repeat order ke Australia, kopi Temanggung pernah menang di Atlanta, maka kopinya, semestinya tidak bermain individu, tapi brand name Temanggung. 


Pemimpin BNI Wilayah 05 Jateng, Bambang Setyatmojo menuturkan, pemerintah mempunyai program untuk mencetak 500.000 eksportir baru. Dari jumlah tersebut diharapkan tumbuh dari yang kecil-kecil atau UMKM. Maka BNI yang memiliki jaringan massif di luar negeri dengan tujuh cabang pembantu bisa terlibat membantu di dalamnya, tidak sekadar pembiayaan, tetapi sekaligus pendampingan agar UMKM melakukan graduasi atau naik kelas, supaya bisa ekspor atau pasarnya lebih luas. 

Bupati HM Al Khadziq menyampaikan paparan dengan materi terkait pengembangan usaha agro industri kopi Temanggung sebagai penyangga kontribusi UMKM Jawa Tengah. Saat ini 56 persen total produksi kopi Jawa Tengah berasal dari Temanggung, bahkan telah diakui secara internasional berkualitas tinggi dan sering memenangkan kompetisi, baik nasional maupun internasional.  

Oleh karena itu, pemerintah terus berusaha meningkatkan gairah menanam, mengolah kopi, bagaimana memetik biji kopi, menggelar festival kopi setiap tahun, lalu terus melakukan promosi. Pemkab Temanggung bahkan telah membuat surat edaran minum kopi setiap hari Jumat wajib ngopi di semua instansi. Selain itu, kopi telah dijual ke kafe di Jogja, Semarang, Jakarta hingga terkenal sebagai kopi Temanggung.

Maka dengan adanya inisiatif dari FTA ini, seperti tumbu ketemu tutup, di saat Temanggung sendiri berkeinginan menjual lebih baik (ekspor), FTA kebetulan melakukan pelatihan dan membawa perbankan sekalian. Selama ini penjualan dilakukan manual dan online dan hanya bersaing dengan warung sebelah. Nantinya jika sudah bisa ekspor pasti akan belajar bersaing dengan pedagang tingkat dunia, dari kompetisi akan timbul inovasi lebih maju dengan penggarapan kelas internasional. Oleh karena itu, peserta pelatihan diminta mengikuti pelatihan dengan serius.  

"Kopi Temanggung selama ini sebagian sudah ada yang di ekspor, ada yang perorangan dengan menjual langsung ke buyer luar negeri, tapi volumenya belum besar, ada juga yang di ekspor, tapi pintunya dari Jawa Timur, sehingga mereknya bukan kopi Temanggung. Kita ingin kopi Temanggung di ekspor ke luar negeri tetap dengan merek kopi Temanggung, kopi yang terkenal di Eropa sejak abad ke 17-18 dikenal sebagai Java Coffee itu. Nah, kalau kita terkenal di luar negeri, harganya bagus, masyarakat tambah sejahtera," tandas Bupati. (MC.TMG/ary;ekp)

Pencarian:

Komentar:

Top