Iklan Layanan Masyarakat

Tingkatkan Pengetahuan Lewat Temu Lapang Budidaya Magot BSF

Kamis, 05 Nov 2020 18:56:10 705

Keterangan Gambar : Peserta dari Kabupaten Temanggung mengikuti acara Temu Lapang Percontohan Penyuluhan 2020 dengan tema Budidaya Magot BSF dan Pemanfaatannya di Kawasan Percontohan Penyuluh dan Budidaya Magot yang berlokasi di Kelurahan Jurang Temanggung, Kamis (5/11/2020).


Temanggung, MediaCenter - Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Tegal menggelar Temu Lapang Percontohan Penyuluhan 2020 dengan tema Budidaya Magot BSF dan Pemanfaatannya yang dilakukan melalui Zoom Meeting , Kamis (5/11/2020).

Acara juga dihadiri oleh instansi terkait dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung, diantaranya tim dari Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakan), Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) serta diikuti oleh peserta dari Pokdakan Mina Clarias Kelurahan Jurang Temanggung dan Kelompok Kloning dari Mina Makmur, Bulu, Temanggung di Kawasan Percontohan Penyuluh Budidaya Magot BSF dan Pemanfaatannya yang berlokasi Kelurahan Jurang, Kecamatan/ Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Acara dimulai pada Pukul 09.00 WIB dengan menghadirkan beberapa narasumber antara lain Sjarief Widjaja selaku Kepala BRSDM Kelautan dan Perikanan, Slamet Soebjakto selaku Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Lilly Aprilya Pregiwati selaku Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Slamet Saryono selaku Kepala Disnakan Kabupaten Temanggung, Dr Melta Rini Fahmi Peniliti Madya dari Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok, serta Mahmud Efendi selaku penyuluh dari BRSDM.

Slamet Saryono selaku Kepala Disnakan mengatakan, acara dilaksanakan untuk mencari alternatif pakan ikan yang saat ini mengalami penurunan pendapatan, karena pembelian ikan dari masyarakat yang menurun akibat pandemi Covid-19.

“Diharapkan dengan mengembangkan pakan alternatif Magot, pakan tidak sepenuhnya bergantung pada pakan pabrikan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, di Kabupaten Temanggung saat ini sudah ada beberapa kelompok kloning budidaya Magot yang sudah bersinergi dengan bank sampah, sehingga diharapkan bisa mendukung kebijakan dari Pemkab Temanggung untuk mewujudkan Temanggung bebas sampah.

“Karena Magot medianya di sampah, diharapkan dengan pengembangan Maggot ada pengurangan sampah yang dibuang ke TPA, sehingga diharapkan setiap desa bisa mengembangkan budidaya Magot , selain itu juga untuk mendukung pengembangan budidaya perikanan yang ada di wilayah masing-masing,” imbuhnya.

Septa Hadi Nugroho selaku Kepala Seksi Penyuluhan BPPP Tegal BRSDMKP Kementerian Kelautan dan Perikanan berharap, dengan adanya percontohan ini bisa memberikan manfaat yang besar, khususnya bagi masyarakat di Temanggung.

“Dengan adanya penyuluh perikanan di Temanggung ini diharapkan bisa memberikan ilmu dan pengalaman terkait perikanan yang nantinya akan meningkatkan potensi perikanan yang saat ini di Temanggung sudah ada dan diharapkan bisa dikembangkan lagi,” jelasnya.

Ia mengatakan, dengan adanya budidaya Magot dapat memberikan kesempatan kepada pembudidaya ikan yang selama ini masih menggantungkan dari pakan buatan, sehingga Magot bisa menjadi alternatif dari pembudidaya ikan untuk bisa memangkas dari pengunaan pakan buatan,” imbuhnya.

Mahmud Efendi, salah satu penyuluh dari Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI menjelaskan, selama ini sampah menjadi masalah, tetapi sebenarnya justru bisa menjadi berkah dengan memanfaatkan Magot.

“Dengan memanfaatkan Magot, minimal bisa selain bisa mengurangi sampah organik dari Fresh Magot, Magot juga bisa diolah menjadi Magot kering untuk pakan ikan dan juga tepung ikan yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan dan pakan ternak, komposnya juga bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik,” jelas Mahmud.

Ia berharap, melalui sosialisasi dan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Dewan Persampahan Kabupaten Temanggung serta instansi terkait lainnya, bisa memadukan kegiatan dari Pemerintah Pusat.

“Kita harapkan banyak yang mengkloning dan mengaplikasikan, sehingga Magot bisa dimanfaatkan sebagai pakan alternatif ikan dengan biaya yang murah.” pungkasnya. (MC TMG/Safi;Ekape)

Pencarian:

Komentar:

Top