Iklan Layanan Masyarakat

Presiden Jokowi: Kecepatan Adalah Kunci Tekan Resiko Bencana

Rabu, 03 Mar 2021 22:23:00 808

Keterangan Gambar :


Temanggung, Media Center – Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana Tahun 2021 dilaksanakan secara daring dan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo dari Istana Presiden dan dihadiri oleh seluruh Gubernur/Walikota, Bupati, Kepala Dinas terkait serta organisasi masyarakat/relawan pencegahan penanggulangan bencana, Rabu (3/3/2021).

Dalam Rakornas penanggulangan yang dilakukan secara daring tersebut, Kabupaten Temanggung dihadiri oleh Bupati Temanggung M Al Khadziq, Sekretaris Daerah Kabupaten Temanggung, Hary Agung Prabowo, Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan, Hukum dan Lingkungan Hidup, Kepala Pelaksana BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Satpol PP dan Damkar, Dinas Sosial serta Lurah Kranggan di ruang Gajah, Kantor Bupati Temanggung.

Rakornas tersebut mengusung tema Tangguh Hadapi Bencana. Presiden Joko Widodo menceritakan bahwa dalam satu tahun terakhir ini Indonesia telah diberi pengalaman dan pelajaran yang sangat luar biasa. Bukan hanya bencana alam, akan tetapi juga bencana non alam berupa pandemi COVID-19. Dalam menghadapi bencana kemanusiaan yang tidak pernah ada pembandingnya dalam sejarah, sisi kesehatan dan ekonomi harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan. Bukan hanya skala daerah maupun nasional, tetapi juga skala global.

“Dan pada kesempatan yang baik ini saya ingin menyampaikan terimakasih dan apresiasi penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran BNPB yang telah mendedikasikan seluruh waktunya dalam bekerja menangani dan menyelesaikan krisis sekarang ini,” kata Presiden.

Presiden menjelaskan bahwa kunci utama dalam mengurangi resiko adalah terletak pada aspek pencegahan dan mitigasi bencana. Bukan berarti aspek yang lain tidak diperlukan. Oleh karena itu kebijakan nasional maupun daerah harus sensitif terhadap kerawanan bencana.

Presiden juga menegaskan beberapa hal, seperti jangan terlalu sibuk membuat aturan, akan tetapi yang paling utama adalah pelaksanaan di lapangan. Selain itu juga harus ada kebijakan untuk mengurangi resiko bencana, harus berintegrasi. Ada pula menejemen tanggap darurat dan kemampuan melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi yang tepat. Dan yang terakhir harus memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat terkait dengan kebencanaan mulai dari lingkup yang paling kecil yaitu keluarga. 

“Sistem peringatan dini harus berfungsi dengan baik. Dicek terus. Bekerja dengan cepat dan bisa bekerja dengan akurat. Kecepatan adalah kunci menyelamatkan dan mengurangi jatuhnya korban,” imbuhnya. (MC TMG/Cahya;Ekape).

Pencarian:

Komentar:

Top