Iklan Layanan Masyarakat

Perputaran Uang di Pasar Wisata Curug Titang Cukup Tinggi

Rabu, 03 Mar 2021 21:38:31 984

Keterangan Gambar : Warga melintas di sekitar Pasar Curug Titang, Desa Nampirejo, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (3/3/2021)


Temanggung, MediaCenter-Semenjak diresmikan sekitar dua tahun lalu, hingga kini aktivitas ekonomi di Pasar Wisata Curug Titang terus bergerak. Bahkan perputaran uang di pasar tersebut tergolong tinggi, hingga mencapai Rp 13 juta sekali gelaran pasar.

Pasar Wisata Curug Titang berada di Dusun Titang, Desa Nampirejo, Temanggung, Jawa Tengah, sekitar enam kilometer dari pusat kota. Lokasinya berada sekitar 100 an meter dari Curug Titang. Pasar tersebut digelar hanya sekali dalam sebulan, yakni setiap hari pasaran Minggu Pahing sejak pukul 06.30 WIB hingga 12.00 WIB.

"Kami juga salah satu perintis Pasar Curug Titang. Keberadaan pasar ini mensuport para pedagang. Ini potensi wisata tiap Minggu Pahing," ujar Widati, Pengelola Pasar Curug Titang, Rabu (3/3/2021), di Temanggung.

Karena pandemi Covid-19, pasar sempat berhenti beroperasi selama sekitar tujuh bulan pada tahun 2020 lalu. Kemudian pasar dibuka kembali pada Bulan September tahun lalu hingga kini. Menurut Widati, keberadaan pasar amat berpengaruh dalam upaya pemberdayaan masyarakat sekitar, karena ada lahan ekonomi baru. Sekaligus sebagai sarana pembelajaran untuk lebih sadar wisata.

Ia menyebutkan, sebelum pandemi Covid-19, pasar selalu didatangi pengunjung rata-rata 300 an orang tiap kali gelaran. Perputaran uang di sana terbilang cukup tinggi, yakni mencapai kisaran Rp 8 juta hingga Rp 9 juta per gelaran. Kini setelah pasar dibuka kembali, perputaran uangnya bahkan sampai menyentuh angka Rp 13 juta per gelaran pasar.

Di Pasar Wisata Curug Titang, pengunjung yang ingin berbelanja harus menukar uang dengan koin sebagai mata uang di pasar tersebut. Tiap satu koin bernilai Rp 2000. Koin bisa dibelanjakan disejumlah stan yang dikelola oleh 35 pedagang yang berasal dari penduduk lokal. Ada beragam makanan dan sayuran dijual di sana. Antara lain kopi, jajanan ndeso, seperti thiwul, cethot, cethil, nasi jagung, dan nasi gono. Tiap stan dikenakan uang meja dan uang operasional sebesar Rp 20 ribu untuk pengelolaan pasar.

"Orang datang untuk menikmati kuliner. Mereka juga ikut senam bersama, dan menonton pertunjukan kesenian tradisional. Senam wajib untuk pengunjung dan pedagang sebelum aktivitas untuk menyehatkan warga," katanya.

Kebanyakan pengunjung datang dari luar kota. Diantaranya Magelang, Semarang, dan Yogyakarta. Banyak pula warga Temanggung dari perantauan yang pulang kampung sengaja mampir ke Pasar Curug Titang.
Sapto San, salah seorang pedagang kopi mengaku bisa meraup omzet antara Rp 700 ribu hingga Rp 800 ribu setiap kali ada gelaran Pasar Curug Titang. Diakuinya, keberadaan pasar tersebut amat membantu menyejahterakan perekonomiannya.

"Tiap gelaran pasar paling banyak omzet kopi bisa dapat Rp 700-800 ribu," katanya. (MC.TMG/Tosiani;Ekape)

Pencarian:

Komentar:

Top