Iklan Layanan Masyarakat

Olah Jamur Krispi untuk Bangkit dari Pandemi Covid-19

Kamis, 05 Nov 2020 20:40:49 1177

Keterangan Gambar : Memanfaatkan jamur menjadi makanan kecil menjadi salah satu solusi bangkit secara ekonomi di masa pandemi Covid-19 seperti dilakukan warga di Desa Krajan, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (5/11/2020).


Temanggung, MediaCenter - Pandemi Covid-19 telah membuat kondisi perekonomian terpuruk, termasuk dialami warga Kabupaten Temanggung. Namun demikian, jalan untuk kembali bangkit selalu ada, seperti yang coba dilakukan mahasiswa dan dosen Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma), yang mengedukasi warga Dusun Jurangjero, Desa Krajan, Kecamatan Tembarak. 

Rizky Indriati dan beberapa temannya, yakni Mei Puspitasari, Elya Wulandani, Widya Yuliasari, Dian Kusuma Wardani, serta Sukma Wijayanto menggandeng pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), pembudidaya jamur di Dusun Jurangjero untuk berinovasi. Kepada mereka diajarkan cara berkreasi memanfaatkan jamur tiram menjadi kripik jamur krispi. 

"Hasil budidaya jamur dipilih karena jamur di Dusun Jurangjero, Desa Krajan, Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung diperjualbelikan dalam kondisi mentah. Kami pun menggandeng seorang pembudidaya jamur Miftahus Solikhin untuk mengolah jamur tiram menjadi makanan siap saji "jamur krispi" melalui program Pengabdian Pada Masyarakat Terpadu (PPMT)," ujarnya Kamis (5/11/2020). 

Dengan dijual mentah keuntungan hanya sedikit, tapi jika diolah, maka keuntungan akan lebih banyak. Bahkan jamur yang kurang bagus dan hanya dibuang sebenarnya jika bisa mengolahnya bisa menjadi makanan yang lezat. Disini warga diajarkan membuat jamur krispi bercita rasa, enak, renyah, gurih, dan tahan lama. 

"Kebetulan jamur yang tumbuhnya kecil atau sudah beberapa kali dipanen, hanya dibagi-bagikan ke tetangga, sebagian yang bagus dijual mentah, bahkan yang jelek dibuang. Kita coba manfaatkan itu menjadi olahan makanan. Kami beri edukasi dengan metode pengolahan yang telah disusun, yakni hanya memanfaatkan daging jamur yang mengandung sedikit kadar air agar bisa dibuat renyah maksimal," katanya. 

Penganan ini dibuat dengan cara sederhana, daging jamur dipotong kecil-kecil dikukus selama 25 menit. Setelah itu, jamur diperas untuk membuang kadar airnya. Jamur dicampur dengan bumbu-bumbu yang dihaluskan seperti kemiri, ketumbar, merica, bawang putih dan sedikit penyedap rasa. 

Dalam setiap satu kilogram jamur ditambahkan telur dan dimarinasi hingga 15 menit. Kemudian dicampur dengan 4 tepung, terdiri terigu, tepung beras, tapioka, dan maizena dikasih sedikit penyedap rasa, tahap akhir jamur digoreng hingga kecoklatan. Tak sampai disitu warga dibantu pengemasannya dengan takaran 100 gram per bungkus, di mana 1 kilogram jamur mentah menghasilkan 6 bungkus. Harga per bungkusnya Rp7.000. 

Dian Kusuma Wardani, mahasiswa lain menuturkan, agar lebih menarik di pasaran juga dibuatkan brand produk untuk Solikhin dengan nama Jampi (Jamur Krispi). Karena sekarang jaman medsos, maka memanfaatkan akun pemasaran online denga media sosial Whatsapp maupun Instagram. Harapannya, bisnis pengembangan UMKM bisa meningkat dengan baik agar mampu bangkit dari keterpurukan setelah pandemi. 

Ketua kelompok, Sukma Wijayanto mengatakan, pengembangan produk UMKM tersebut selain meningkatkan output, juga diharapkan dapat membantu perkembangan taraf hidup masyarakat. Diharapkan, dari sistem jual baglog maupun jamur mentah menjadi produk siap saji dapat menambah penghasilan pelaku UMKM agar produk yang dihasilkan dikenal hingga ke berbagai daerah. 

Sementara itu, Miftahus Solikin (69 th) yang semula hanya menjadi pembudidaya jamur saja, kini bisa menjualnya dalam produk siap makan. Jamur mentah tiap baglog hanya laku Rp10.000 per kilogram, sedangkan setelah diolah menjadi jamur krispi harganya naik dan mendapat keuntungan 4 kali lipat Rp40.000-Rp42.000 per kilogram.(MC.TMG/Yoni;Ekape)

Pencarian:

Komentar:

Top