Iklan Layanan Masyarakat

Nyadran Sewu Kupat Tahun Ini Berbeda Dari Sebelumnya

Sabtu, 08 Agu 2020 16:58:55 1176

Keterangan Gambar :


Temanggung, Media Center – Seperti tahun-tahun sebelumnya, warga Dusun Gedongan, Desa Ngemplak Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung mengadakan acara Nyadran Sewu Kupat atau Sadranan  Ketupat 1000 sebagai ungkapan rasa syukur warga atas limpahan rezeki dibidang pertanian, Jumat (7/8/2020).

Nyadran Sewu Kupat biasa diadakan pasca panen raya desa setempat dan jatuh pada Hari Jumat Kliwon di bulan Haji. Meskipun masih berada dimasa pandemi Covid-19, warga Desa Ngemplak tetap menjalankan prosesi sadranan tersebut, akan tetapi hanya untuk kalangan terbatas atau warga lokal. Hal ini dikarenakan untuk memutus mata rantai persebaran Covid-19 dan juga tradisi leluhur tetap berjalan dan tidak terputus.

Banyak sekali perbedaan acara Nyadran Sewu Kupat tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini juga dikemukakan oleh Sarto, perwakilan panitia Nyadran Sewu Kupat yang juga sebagai Kepala Urusan Umum di kantor Desa Ngemplak saat ditemui oleh tim Media Center Kabupaten Temanggung. Perbedaan yang sangat mencolok adalah keramaian atau antusias warga yang datang, baik warga lokal maupun warga dari luar desa. Tidak memasang umbul-umbul bahkan tidak mengundang pejabat pemerintah Kabupaten Temanggung karena ditakutkan akan mengundang banyak masa yang datang dan memadati lokasi. Hal ini akan sangat bertentangan dengan peraturan daerah yang melarang adanya kegiatan yang sifatnya mengumpulkan orang banyak.

“Jadi disederhana mungkin, tetapi hajat yang ada di sini tidak mengurangi dari tahun-tahun sebelumnya terutama jumlah dan jenis sesaji”, imbuh Sarto.

Di tahun-tahun sebelumnya, arak-arakan dilakukan dan dimulai dari depan Masjid Gedongan sampai sungai atau lokasi ritual. Tiga buah gunungan berisi hasil bumi dan ketupat dipikul menggunakan tandu oleh warga yang memakai pakaian tradisional, seperti surjan dan blangkon diiringi oleh warga yang lain yang juga membawa ketupat menuju tempat prosesi ritual sadranan. Akan tetapi untuk tahun ini lebih disederhanakan dengan tidak ada arak-arakan dan warga langsung menuju ke lokasi dengan pakaian sehari-hari.

“Untuk generasi muda, saya mohon untuk meningkatkan acara seperti ini, jangan sampai dikurangin dan lokasi ini perlu pembenahan dan perbaikan serta dari doa maupun kidung untuk tetap ditingkatkan. Yang belum sempurna, disempurnakan”, pungkasnya. (MC TMG/Cahya;Ekape).

Pencarian:

Komentar:

Top