Iklan Layanan Masyarakat

Mengambil Manfaat Kelor Dengan Berbagai Olahan

Kamis, 20 Agu 2020 15:53:59 796

Keterangan Gambar :


Temanggung,MediaCenter-Ketika mendengar kata 'kelor' asumsi sebagian orang langsung tertuju pada hal-hal yang terkait magis, karena demikian mitos yang berkembang sejak jaman dulu. 
Padahal kelor merupakan bahan makanan yang nutrisinya tinggi, yakni mengandung 46 anti oksidan, 36 vitamin, dan 18 mineral penting. 

Ida Sejati (45) warga lingkungan Mujahidin, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah berupaya mengedukasi, menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya mengonsumsi kelor. 

Edukasi ia wujudkan dengan memasukan kelor pada bahan makanan dan kosmetik.

Perjalanan menjadi 'Kelorist' mulanya dilakoni Ida lantaran diajak teman ikut pelatihan di daerah Blora pada Juli 2019 lalu. Ia masuk angkatan ke-23 workshop kelor. Sebelumnya, ia tidak tahu mengenai kelor, bahkan tidak bisa mengenali mana yang disebut tanaman kelor.

"Selama empat hari ikut pelatihan, kami diberi makanan dan minuman dari bahan kelor untuk detoksifikasi tubuh. Diantaranya teh, kopi, sayur, pecel, dan sup dari kelor. 
Hasilnya, kami merasa rileks,nyaman, bisa tidur nyenyak, dan badan fresh. Padahal jadwal pelatihan full," tutur Ida, Kamis (20/8/2020). 

Dari pengalaman detoks kelor tersebut, Ida mulai memikirkan cara agar orang mau makan kelor, sehingga tubuh mereka sehat. Setelah kembali ke Temanggung, tepatnya sekitar Bulan Agustus 2019, ia langsung bergerak mengumpulkan, mengajak Usaha Kecil Menengah (UKM) di daerahnya untuk memproduksi makanan dari bahan kelor. 

Ada 35 UKM produsen berbagai jenis makanan yang berhasil dikumpulkan. Makanan yang mereka produksi lalu dicampur dengan bahan kelor bubuk yang didapat dari daerah Blora. Jadilah kreasi seperti bakpia kelor, sambal kelor, kopi kelor, mie kelor, makaroni keju kelor dan coklat kelor. Semua produk itu mulai dipasarkan Bulan September 2019. 

"Saya hanya mengajarkan mencampur adonan makanan produksi asli mereka dengan kelor. Misal makaroni keju jadi makaroni keju kelor. Jamur keripik kelor. Mie kelor, dan lainnya,"kata Ida. 

Ia juga pernah membawa produk-produk kreasi kelor tersebut untuk dipamerkan di Jakarta dan Yogyakarta. Ada 35 jenis makanan dari produk 35 UKM yang ia bawa dan pamerkan. Namun demikian, penjualan kreasi makanan dari kelor ternyata kurang menggembirakan. Meskipun masih diproduksi, namun hasil penjualannya tidak terlalu bagus.

Sekitar Bulan Januari 2020 Ida mulai berpikir betapa upayanya melakukan edukasi masyarakat supaya makan kelor ternyata susah. Ada berbagai faktor yang menjadi kendala. Di samping rasanya yang tidak terlalu enak, ada pula semacam mitos dimasyarakat bahwa kelor berkaitan dengan magis. 

"Jadi saya coba kenalkan kelor dengan mengolahnya menjadi produk skin care. Awalnya saya coba bikin masker kelor pada Januari. Kemudian saya jual, ternyata respon masyarakat amat bagus," ujar Ida.

Selama periode Februari hingga Maret 2020, ia berhasil menjual 3000 lebih piece masker. Harga jualnya Rp 15 ribu per piece masker. Satu piece bisa digunakan untuk empat kali pakai. Manfaatnya yang besar seperti untuk acne, collagen, detoks, dan peremajaan kulit membuat masker kelor dipesan oleh masyarakat dari banyak daerah. Diantaranya Jambi, Lombok, Kalimantan, dan sekitar Pulau Jawa. 

"Ternyata lebih mudah edukasi kelor dengan menggunakan produk skin care. Inovasinya gampang karena jurnal ilmiah soal kelor terlalu banyak, tinggal belajar dan adopsi ilmu pengetahuan saja," ungkap Ida. 

Sukses dengan masker kelor, Ida berkolaborasi dengan rekannya mencoba memproduksi minyak kelor untuk campuran skin care. Satu botol minyak kelor ia jual seharga Rp 150 ribu per botol isi 20 ml. Produk lainnya yang menyusul ia buat adalah sabun dari bahan murni kelor. Proses trial and error tiap jenis produk yang ia buat membutuhkan waktu rata-rata satu pekan. Hasilnya ia uji cobakan pada diri sendiri dan karyawannya.

Terbaru ia luncurkan produk spray dari kelor yang diolah dengan teknologi nano, sehingga mudah diserap kulit. Satu botol spray kelor isi 100 ml ia jual seharga Rp 75 ribu. Ida ingin spray buatannya bermanfaat untuk orang banyak. Antara lain mengatasi jerawat, reaksi alergi dan mengurangi ketergantungan pada kosmetik berbahan kimia. 

"Apalagi dimasa pandemik korona ini lebih banyak di rumah, sehingga lebih banyak waktu untuk mencoba-coba berkreasi bikin produk baru," pungkas Ida. (MC.TMG/Tosiani;Ekape)

Pencarian:

Komentar:

Top