Iklan Layanan Masyarakat

Bupati Sambut Baik Bantuan Delapan Belas Ribu Bibit Tanaman dari PT KAI

Kamis, 28 Jan 2021 16:50:43 850

Keterangan Gambar : Executive Vice President PT KAI DAOP 6 Yogyakarta Asdo Atrivianto menyerahkan Delapan Belas Ribu Bibit Tanaman secara simbolis kepada Bupati Temanggung H M Al Khadziq , Kamis (28/1/2021). 


Temanggung, MediaCenter - Bupati Temanggung H M Al Khadziq menyambut baik bantuan program bina lingkungan, untuk pelestarian alam penghijauan 'Sabuk Gunung' dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Bantuan berupa 18.000 bibit pohon  itu akan ditanam di Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau. Sabuk Gunung sendiri merupakan program konservasi alam yang tengah digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung. 

"Jadi hari ini PT KAI yang diwakiliki oleh DAOP 6 Yogyakarta menyerahkan bantuan bibit pohon senilai Rp 200 juta. Ada 18.000 bibit pohon, dari tiga jenis, yakni bambu, beringin, dan pohon aren. Ini adalah wujud komitmen dari PT KAI untuk melestarikan lingkungan hidup yang dalam hal ini khususnya di lereng-lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau," ujar Bupati, usai serah terima bantuan bibit di Ruang Gajah, Pendapa Jenar, Kamis (28/1/2021). 

Menurut Bupati, bibit tanaman akan ditanam disepanjang turus sungai dan juga dihulu-hulu sungai yang ada di gunung-gunung, serta di tanah-tanah tandus di lereng-lereng ketiga gunung itu. Pemilihan ketiga jenis pohon tersebut, karena bisa tumbuh di tanah-tanah tandus, di bebatuan, batu cadas di hulu-hulu sungai. 

"Saat ini terjadi proses penggundulan yang luar biasa banyak, di lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau. Sehingga mengakibatkan debit mata air diseluruh Kabupaten Temanggung menurun, dan bahkan banyak sekali sumber mata air yang mati. Oleh karena itu, upaya kita untuk kembali menghijaukan alam menjadi kewajiban agar mata air kembali seperti dulu, cadangan air tanah kembali melimpah, dan lingkungan hidup kita menjadi lebih lestari," tambahnya. 

Bupati menyebut bantuan CSR dari PT KAI berupa bibit pohon beringin, bambu, dan aren sangat berarti bagi masyarakat Kabupaten Temanggung khususnya. Juga bagi masyarakat disepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo yang melintasi wilayah Kabupaten Magelang, Sleman, Kulonprogo, dan Kabupaten Bantul Provinsi DIY. 

Pasalnya, kawasan lereng-lereng gunung di Kabupaten Temanggung mengarah ke timur turun hampir semua ke Sungai Progo yang akhirnya mengalir sampai ke Pantai Samas di Yogyakarta. Adapun mata air Sungai Progo berasal dari Jumprit Ngadirejo di Gunung Sindoro yang masuk wilayah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. 

Diakuinya, dalam beberapa tahun terakhir ini lingkungan hidup di lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau semakin gundul, semakin tidak ada pepohonan yang bisa menahan erosi tanah dan tidak bisa menahan air. Akibatnya, sumber mata air di kawasan Kabupaten Temanggung setiap tahun semakin menurun debitnya, bahkan jumlah mata air yang mati semakin banyak. 

"Ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa setiap tahun desa-desa yang membutuhkan droping air ketika musim kemarau jumlahnya semakin banyak, dan volume penggunaan airnya juga semakin besar dibutuhkan oleh masyarakat ketika harus melakukan droping. Hasil dari identifikasi masalah, kita potensi kekeringan dan matinya sumber mata air di Kabupaten Temanggung yang sangat besar ini terjadi dikawasan lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau, karena semakin sedikit pohon tegakkan," terangnya. 

Pembabatan pohon dengan alasan ekonomi biar bagaimanapun berakibat seperti saat ini. Oleh karena itu menjadi kewajiban bersama untuk menyelamatkan lingkungan hidup. Karena ini bukan hanya untuk masyarakat Kabupaten Temanggung saja, tapi lebih luas dari itu bahkan secara global untuk menjadikan cadangan oksigen yang lebih banyak lagi dengan penanaman pohon.    

Di Kabupaten Temanggung sendiri, khususnya di lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau kata Bupati, terdapat beberapa klaster masalah dari kerusakan lingkungan hidup. Pertama terjadi kerusakan lingkungan hidup di kawasan pertanian penduduk, kedua terdapat kerusakan lingkungan hidup di kawasan tanah-tanah tidak produktif disekitar tebing, lereng, dan sepanjang hulu dan turus sungai serta tanah yang tidak ditanami.  

Ketiga terjadi krisis lingkungan juga di tanah-tanah yang menjadi aset atau milik desa-desa di lereng-lereng gunung tersebut. Maka Tahun 2021 Pemkab Temanggung mencoba memulai langkah yang diperkirakan akan berlangsung selama berpuluh-puluh tahun. Namun kelak manfaat yang akan dirasakan juga dalam jangka panjang, berpuluh tahun hingga untuk generasi mendatang.

"Pertama krisis yang terjadi di lahan pertanian ini nanti akan kita serahkan kepada Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan untuk mengembangkan tanaman pertanian yang pro konservasi, jadi bukan tanaman semusim yang tiga bulan dicabut. Akan tetapi mengembangkan tanaman pertanian yang bersifat konservasi, tapi secara ekonomi juga memberikan keuntungan buat penduduk," katanya.

Hal itu misalnya dengan menanam pohon buah-buahan bisa alpukat dan lain-lainnya. Pohon-pohon itu kalaupun tidak di lahan pertanian minimal bisa ditanam dibatas-batas tanah penduduk atau di pematang-pematang sawah.

Kedua, krisis yang terjadi di tanah desa akan diserahkan kepada Pemerintah Desa (Pemdes). Nantinya desa-desa agar menanam pohon disepanjang jalan antar desa, jalan antar dusun, jalan usaha pertanian, dibatas-batas tanah desa. Bahkan kedepan, desa-desa didorong untuk membuat hutan desa di tanah milik desa. 

Adapun Pemerintah Kabupaten Temanggung akan mengerjakan sektor riilnya di medan-medan yang paling berat, yakni di lereng-lereng di tebing-tebing, di pinggir-pinggir sungai, hulu-hulu sungai. Hal ini menjadi tugas dari Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup. 

"Pohon-pohon yang paling sesuai untuk lereng, hulu sungai, dan tanah tandus adalah beringin, bambu, dan pohon aren. Ini yang paling sesuai karena bisa hidup di medan berat. Oleh karena itu permohonan kami kepada PT KAI adalah ketiga jenis tanaman tersebut," jelas Bupati.

Sementara itu Executive Vice President PT KAI DAOP 6 Yogyakarta Asdo Atrivianto, menuturkan, bantuan bibit ini merupakan program PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam hal kepedulian lingkungan, termasuk mendukung penghijauan. Maka setelah ada komunikasi antara PT KAI dengan Pemkab Temanggung digulirkan bantuan bibit ini. 

"Penghijauan di daerah ini dampaknya tidak hanya untuk masyarakat Temanggung, tapi sampai kesebagian Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Karena di sini ada mata air yang mengaliri beberapa sungai yang mengalir ke sebagian wilayah Jateng dan DIY. Jadi program 'Sabuk Gunung' ini perlu kami dukung, tanamannya pun sesuai dengan rekomendasi Pemkab Temanggung," katanya.(MC.TMG/Radit;Ekape)

Pencarian:

Komentar:

Top