Tradisi Nyadran Dalam Toleransi Beragama

Temanggung, Media Center – Acara menyambut bulan Ramadhan sudah dimulai di Dusun Krecek dan Dusun Gletuk Desa Getas Kecamatan Kaloran yaitu acara Nyadran yang dinamakan Nyadran Perdamainan, Jumat (13/03/2020).
Nyadran di desa Getas dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, Camat Kaloran, perwakilan Polsek, Koramil, Puskesmas, kepala desa, kepala dusun, pemuka agama dan seluruh warga Dusun Krecek dan Dusun Gletuk, Desa Getas, Kecamatan Kaloran.
Eddy Cahyadi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung mengaku ketika masuk wilayah desa Getas utamanya Dusun Gletuk dan Dusun Krecek merasa dingin dan tentram karena melihat para warga, para pemeluk agama Islam, Budha, Kristen, Katholik dan kepercayaan berbondong-bondong membawa makanan yang dimasukkan ke dalam tempat yang dinamakan tenong. Tenong adalah wadah atau tempat makanan yang berbentuk bulat yang terbuat dari anyaman bambu.
Eddy juga menyampaikan pesan dari Bupati Temanggung yang tidak bisa ikut menghadiri acara tersebut. Pesan nya adalah semoga kebudayaan seperti ini selalu dilestarikan. Eddy mengucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat, keharmonisan budaya seperti toleransi pemeluk agama ini dimohon untuk selalu digalakkan.
Warga yang berbondong-bondong menuju pemakaman untuk menjalankan proses acara Nyadran Perdamaian yang rutin dilakukan tiap tahunnya untuk mendoakan leluhur dan menyambut bulan ramadhan. Meskipun kepercayaan warga yang berbeda, akan tetapi kegotongroyongan dan rasa memilikinya sama. Terlihat dari makanan yang dibawanya. Yaitu mayoritas membawa nasi tumpeng dan ayam ingkung serta sayuran pendukung lainnya tanpa membawa makanan yang dikepercayaan lain itu adalah makanan yang tidak boleh dimakan.
“Kita adakan even kebangsaan. Kita wujudkan suatu even di sini yang didukung oleh seluruh pemeluk agama yang ada di Desa Getas. Ini akan menjadi contoh bagi kabupaten yang lain”, ujar Eddy. (MC TMG/Cahya;Ekape)