Iklan Layanan Masyarakat

Petani Tembakau Berharap Cuaca Berpihak Disisa Masa Petik

Kamis, 16 Sep 2021 06:08:53 1309

Keterangan Gambar : Pemandangan lahan tembakau di lereng Gunung Sumbing. Daun tembakau kembali muda karena terguyur hujan


Temanggung, MediaCenter - Guyuran hujan dalam beberapa hari terakhir berdampak negatif dan kurang menguntungkan bagi dunia pertembakauan di Kabupaten Temanggung. Petani berharap sisa masa petik daun tembakau, cuaca berpihak dengan tidak lagi turun hujan dan matahari bersinar terik agar muncul daun tembakau berkualitas dan dapat diproses menjadi tembakau rajangan terbaik.

Naseh Ali (27), petani tembakau Desa Gandurejo, Kecamatan Bulu mengatakan dalam beberapa hari terakhir hujan mengguyur di lahan tembakau di lereng Gunung Sindoro dan Sumbing. Akibatnya daun yang telah menua menunggu petik, menjadi basah dan kembali muda. Tanah juga basah.  

"Setelah tersiram hujan, kandungan nikotin pada daun tembakau kembali rendah, ini yang dimaksud kembali muda, butuh proses lama untuk menaikkan kandungan nikotin," katanya, Rabu (15/9/2021).

Ia menerangkan butuh waktu minimal satu minggu untuk menaikkan kandungan nikotin yang ditandai daun menjadi tebal dan siap dipetik. Ini dapat terjadi jika cuaca mendukung yakni daun terpapar sinar matahari sepanjang hari dan tanpa hujan.  

Ia menambahkan daun tembakau di lahan masih tersisa 15 - 20 persen. Daun tersebut banyak ditunggu petani, karena merupakan daun terbaik, jika diproses menjadi tembakau rajangan kering masuk pada totol E dan F keatas. Totol ini harganya mahal, hingga Rp 150 ribu perkilogram. Daun tembakau srintil harga diatas Rp 150 ribu perkilogram.

Beda dengan daun petikan sebelumnya, lanjutnya, yang ketika dijadikan tembakau rajangan kering harganya lebih rendah. Saat ini oleh pabrikan rokok dibeli Rp 40 ribu - Rp 50 ribu per kilogram. Harga itu sangat merugikan petani, sebab tidak menutup biaya produksi, seperti pengolahan lahan, pemeliharaan dan produksi menjadi tembakau rajangan kering.

Cuaca mendung dan hujan, terangnya, menghambat proses pembuatan tembakau menjadi rajangan kering. Setelah dirajang, tembakau harus kering dalam satu hari penjemuran dibawah terik matahari. Jika cuaca mendung, tembakau harus dua hari atau lebih pengeringan. Ini membuat daun menjamur atau kualitas turun. 

Ia berharap hujan tidak menjadi alasan, pabrikan rokok untuk membeli rendah harga tembakau. Tembakau harus dicermati kualitasnya, sebab tembakau yang ditawarkan ke pabrikan belum tentu yang terpengaruh hujan.  Sebelum hujan telah ada tembakau yang menjadi rajangan kering. 

" Kami berharap pabrik rokok dapat berbaik hati dengan menaikkan harga tembakau rajangan, dan penyerapan juga dipercepat, sehingga petani tidak terus merugi. Petani dan pabrik rokok sama-sama untung," tandasnya. (MC.TMG/ai;ekp)/

Pencarian:

Komentar:

Top