Iklan Layanan Masyarakat

Lantai Ruang Tengah Ambles, Keluarga Mengungsi di Gereja

Kamis, 18 Feb 2021 15:34:17 1098

Keterangan Gambar : Kondisi lantai ruang tengah rumah milik Supadiyono (55), warga Dusun Karang Senen RT 01 RW 05 Desa Traji Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung.


Temanggung, MediaCenter - Bencana tanah ambles melanda rumah Supadiyono (55) warga Dusun Karang Senen RT 01 RW 05 Desa Traji Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Lantai ruang tengah tiba-tiba ambles hingga kedalaman 2,5 meter setelah terendam air. Akibatnya, sebanyak 6 orang yang tinggal bersama Supadiyono diungsikan di gereja terdekat.

Pemilik rumah, Supadiyono mengatakan, amblesnya lantai ruang tengah rumahnya terjadi pada Selasa (16/2/2021) sekitar pukul 20.30 WIB. Katanya, saat itu terjadi hujan deras di wilayah Parakan dan sekitarnya, hingga menggenangi jalan dan saluran air.

"Kejadian itu Selasa malam, saat itu hujan lebat, sempat banjir dibeberapa rumah tetangga. Hari-hari sebelumnya juga hujan deras," terangnya di rumahnya, Kamis (18/2/2021).

Ia bersama keluarganya kaget saat keluar air dari bawah lantai hingga menggenangi beberapa kamar. Sebuah lemari penyekat antara ruang depan dengan ruang tengah ambles sebagian seiring amblesnya lantai.

Air pun mulai meningkat melalui celah lubang hingga membanjiri seluruh ruangan. "Saat itu, anggota keluarga saya ada 6 orang panik, karena air terus bertambah. Kemudian saya ungsikan langsung ke rumah saudara di Candiroto. Kami bermalam di situ, kemudian pulang dan bermalam di gereja," ujarnya.

Menantu Supadiyono, Yohannes Terawan (31) menambahkan, perihal amblesnya lantai dikarenakan 4 buah gorong-gorong yang ada di bawah rumahnya pecah. 

Katanya, pecahnya gorong-gorong disebabkan karena aliran air tersumbat oleh tumpukan sampah. Sementara tanah yang menyangga gorong-gorong tergerus oleh air dari sebuah paralon yang diduga milik warga. 

"Gorong-gorong pecah, kemudian airnya naik ke permukaan. Karena hujan intensitas tinggi, air terus menggerus tanah disekitar gorong-gorong sampai melebar," tuturnya.

Akibatnya, ruang tengah milik Supadiyono tercipta lubang cukup besar berdiameter 2 meter sedalam 2,5 meter. Kerugian material diperkirakan senilai Rp11 juta. Kondisi ini masih bisa bertambah karena gorong-gorong belum bisa diperbaiki akibat curah hujan yang tinggi.

"Saat kejadian, sampah numpuk. Malam itu sebelum ngungsi, kami bersihkan bersama warga agar tidak semakin parah. Besoknya mau diperbaiki, hujan deras, air naik lagi," ucapnya. 

Merasa terancam dengan kondisi rumahnya saat ini, Supadiyono bersama istri, menantu, anaknya, dan 2 orang cucu yang masih Balita mengungsi ke GPdI Anugrah Traji yang tidak jauh dari rumahnya. Satu keluarga itu bermalam di sebuah ruang istirahat bekas tempat tinggal Pastur.

Mereka sesekali kembali ke rumahnya di pagi hari untuk memasak dan mengecek kondisi rumahnya. 

Warga Gotong Royong Benahi Gorong-gorong

Dalam rangka membantu Supadiyono, sejumlah warga sekitar berencana melakukan perbaikan gorong-gorong yang terputus. Gotong royong akan dilaksanakan Kamis (18/2/2021) agar kondisi bangunan rumah tersebut tidak semakin parah.

Supadiyono mengatakan, untuk penanganan darurat, ia telah memesan 4 buah gorong-gorong untuk mengganti yang sudah pecah. Sejumlah pasir juga sudah disediakan, sementara material semen akan dibantu oleh BPBD setempat.

"Bersama warga nanti akan memperbaiki gorong-gorongnya. Kemudian dicor kembali agar kuat," terangnya.

Supadiyono berharap, saluran air dari Desa Medari Kecamatan Ngadirejo hingga Desa Traji Kecamatan Parakan itu segera teratasi dengan baik agar tidak menimbulkan bencana banjir susulan. 

Ia juga berharap, Pemerintah Desa bisa mencarikan solusi agar kejadian serupa tidak terulang kembali hingga tahun-tahun ke depan.

"Saya beli tanah ini pada 2001 dan sudah minta yang punya tanah agar mengalihkan saluran air. Setelah terbeli, ternyata belum juga dialihkan. Karena terdesak harus segera punya rumah, saya mulai bangun pada 2004 dengan memperkuat bangunannya, selesai 2015," tambahnya.

"Saya berharap, pemerintah desa bisa melakukan normalisasi saluran dengan mengalihkan saluran ke belakang atau depan rumah. Supaya kami lebih aman, karena kalau ditanggung sendiri tidak kuat, biayanya tidak sedikit," harapnya. (MC.TMG/Sam;Ekape)

Pencarian:

Komentar:

Top