Iklan Layanan Masyarakat

Enam Sosok Menteri Baru Kabinet Indonesia Maju

Rabu, 23 Des 2020 08:54:53 2051

Keterangan Gambar : (Presiden Joko Widodo (berdiri) didampingi Wapres Ma'ruf Amin (keempat kanan) mengumumkan enam orang calon menteri baru di Kabinet Indonesia Maju Jilid 2 di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/12/2020). ANTARA FOTO/Setpres/Laily Rachev/handout/wsj.)


Jakarta, InfoPublik - Kasak-kusuk yang beredar seminggu belakangan terhenti Selasa sore. Bertempat di Istana Negara, Presiden Joko Widodo memastikan perombakan kabinet.

Mengenakan kemeja putih dan celana hitam Jokowi yang didampingi Wakil Presiden KH. Maruf Amin mengumumkan enam menteri baru, Selasa (22/12/2020). Sedangkan keenam menteri baru itu terlihat kompak mengenakan sweater biru.

"Saya bersama bapak wakil presiden ingin mengumumkan menteri-menteri baru yang akan duduk di anggota kabinet Indonesia maju," kata Jokowi.

Nama dan wajah keenam menteri itu sudah banyak dikenal publik. Keenam menteri baru ini menggantikan sejumlah menteri yang selama ini banyak disorot dan dianggap kurang punya kinerja yang bagus. Sebagian lagi karena tersangkut kasus korupsi.

Keenam menteri baru itu yakni:

1. Tri Rismaharini
Risma, begitu ia biasa disapa, adalah Walikota Surabaya dua periode. Ia dipercaya menjadi Menteri Sosial menggantikan Juliari Batubara yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena tersangkut korupsi dana Bansos.

Nama Risma tak hanya akrab bagi warga Surabaya dan Jawa Timur tapi juga nasional. Saat menjabat Walikota Surabaya, ia membuat sejumlah gebrakan. Mulai dari pelayanan hingga penataan kota. Karena gebrakannya itu perempuan kelahiran Kediri 20 November 1961 itu kerap diganjar penghargaan, tak hanya dalam negeri tapi juga internasional.

Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini merupakan walikota perempuan pertama Surabaya. Sebelum menjabat walikota, Risma tercatat sebagai pegawai negeri sipil di Kota Surabaya sejak 1990an.

Di Pemkot Surabaya ia pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya dan Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya (Bappeko) hingga tahun 2010.

Ketika pemilihan walikota Surabaya pada 2010, Risma maju melalui PDI Perjuangan. Saat itu ia berpasangan dengan Bambang DH (mantan walikota sebelum Risma). Dalam kontestasi itu ia berhasil memenangi pemilihan.

Awal menjabat walikota Surabaya ini, sejumlah gebrakan ia lakukan seperti menata kota dan memberi pelayanan kepada masyarakat. Keberhasilannya menata Kota Surabaya ini membuat ia kembali dicalonkan untuk kedua kalinya. Kali ini ia berpasangan dengan Wisnu Sakti Buasan yang juga kader dari PDI Perjuangan. Pasangan ini pun menang mudah.

Saat periode kedua, Risma terpilih secara aklamasi sebagai Presiden UCLG-ASPAC (Asosiasi Pemerintah Kota dan Daerah Se-Asia Pasifik) untuk masa bakti 2018-2020 menggantikan Gubernur Provinsi Jeju, Korea Selatan, Won Hee-ryong.

Berdasar Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), total harta kekayaan Risma per 27 Maret 2019 mencapai Rp 7.179.254.946. Dari kekayaannya ini kebanyakan berupa tanah bangunan dengan nilai mencapai Rp 6.481.252.000.

Risma menikah dengan Djoko Saptoadji. Dari pernikahannya itu ia dikaruniai 2 orang putra-putri bernama Fuad Bernardi dan Tantri Gunarni.

Risma tercatat masih memiliki hubungan keluarga dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Indonesia Bersatu II, Mohammad Nuh dari nasab ayahnya.

2. Sandiaga S. Uno
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini dipercaya mengomandani Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Wisnutama.

Di panggung politik, nama Sandi, begitu ia biasa disapa, mulai mencuat saat ia bersama Anies Baswedan maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Pasangan Anies-Sandi berhasil mengalahkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot. Namun kurang lebih dua tahun menjabat sebagai wakil gubernur, Sandi digandeng Prabowo Subianto untuk menantang pasangan Joko Widodo-KH. Maruf Amien pada Pilpres 2019 lalu.

Sandi lahir di Rumbai, Pekanbaru, 28 Juni 1969. Masa kecilnya ia habiskan di kota kelahirannya, Rumbai, Pekanbaru. Sandi adalah anak kedua dari pasangan Razif Halik Uno dan Rachmini Rachman.

Ayahnya bekerja di perusahaan Caltex di Riau. Ibunya terkenal sebagai pakar pendidikan kepribadian. Ketika ayahnya tidak bekerja di Caltex, keluarga Sandiaga Uno pindah ke Jakarta. Di Jakarta, Sandiaga Uno meraih pendidikan di SD PSKD Bulungan, SMPN 12, dan SMA Pangudi Luhur.

Selepas SMA, Sandi meneruskan pendidikan ke Wichita State University, Amerika Serikat dan Universitas George Washington, Amerika Serikat.

Pasca menyelesaikan pendidikannya di Universitas George Washington, Amerika Serikat, Sandiaga Uno bergabung dengan SeaPower Asia Investment Limited di Singapura.

Tahun 1997, Sandiaga Uno mendirikan perusahaan penasihat keuangan, PT Recapital Advisors bersama rekannya Rosan Perkasa Roeslani.

Tahun 2005-2008, Sandiaga Uno terpilih menjadi Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Pada tahun 2004, Sandiaga Uno juga menjadi Ketua Komite Tetap Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kadin.

Nama Sandiaga Uno cukup populer di dunia usaha tanah air. Sandiaga Uno sempat menahkodai lima perusahaan yakni PT Adaro Indonesia, PT Indonesia Bulk Terminal, PT MItra Global Telekomunikasi Indonesia, Intterra Resources Limited, dan PT iForte Solusi Infotek.

Tahun 2009, Sandiaga Uno tercatat sebagai orang terkaya ke-29 di Indonesia versi majalah Forbes. Selang dua tahun, Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia. Sandiaga Uno menduduki posisi ke- 37 dengan jumlah kekayaan sekitar US$ 660 juta.

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang disampaikan Sandiaga pada 14 Agustus 2018 selaku calon wakil presiden pada Pemilu 2019, ia memiliki kekayaan sebesar Rp 5.099.960.524.965.

3. Budi Gunadi Sadikin
Budi yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN dipercaya menjadi Menteri Kesehatan menggantikan Terawan Agus Putranto.

Masuknya Budi sebagai Menteri Kesehatan merupakan sejarah bagi kementerian itu. Sebab, selama ini kementerian ini selalu dijabat oleh mereka yang berlatar belakang kedokteran. Sementara Budi berlatar belakang teknik. Budi meraih gelar sarjana di bidang Fisika Nuklir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1988.

Pria kelahiran 6 Mei 1964 ini juga memiliki sertifikasi sebagai Chartered Financial Consultant (ChFC) dan Chartered Life Underwriter (CLU) dari Singapore Insurance Institute pada tahun 2004.

Dunia keuangan inilah yang kemudian membesarkan namanya. Budi Gunadi memiliki rekam jejak panjang di dunia perbankan. Bergabung dengan PT Bank Bali Tbk, ia dipercaya memegang beberapa jabatan. Termasuk Chief General Manager Regional Jakarta.

Setelah Bank Bali, ia pernah menjabat sebagai Director of Consumer and Commercial Banking (Senior Vice President) untuk ABN AMRO Bank Indonesia & Malaysia.

Selepas dari ABN AMRO Bank, Budi melanjutkan karier perbankannya dengan bergabung di PT Bank Danamon Tbk. sebagai Head of Consumer Banking (Executive Vice President). Ia juga sempat menjadi Direktur Adira Quantum Multi Finance.

Pada 2006 Budi bergabung dengan Bank Mandiri sebagai Direktur Micro dan Retail Banking. Kemudian, aa dipercaya menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri dari 2013 hingga Maret 2016.

Setelah menyelesaikan masa jabatannya di Bank Mandiri, Budi kemudian menjabat sebagai Senior Advisor Menteri Badan Usaha Milik Negara dari 2016 hingga 2017. Kemudian, Budi Gunadi diangkat sebagai Direktur Utama Inalum hingga akhirnya pada 2019 lalu, ia ditunjuk sebagai Wakil Menteri BUMN, mendampingi Erick Thohir.

Berdasarkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) 2019, Budi tercatat memiliki kekayaan Rp 161 miliar.

4. Yaqut Cholil Qoumas
Ketua Umum Pemuda Ansor ini dipercaya menjabat sebagai Menteri Agama menggantikan Fachrul Razi. Sebelum ditunjuk menjadi Menteri Agama, Gus Yaqut merupakan anggota DPR dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Qoumas atau yang akrab disapa Gus Yaqut merupakan pria kelahiran Rembang, Jawa Tengah, 4 Januari 1975. Saat ini, Gus Yaqut merupakan ketua Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Pemuda Ansor, organisasi sayap dari Nahdlatul Ulama (NU).

Gus Yaqut, sapaan akrabnya, tumbuh di lingkungan relijius, yakni di Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah. Ia dibimbing dan dibina langsung ayahandanya yang merupakan ulama terkemuka asal Rembang, KH Cholil Bisri, kakak kandung KH Ahmad Mustofa Bisri.

Selepas SMA, Gus Yaqut meneruskan studi di Universitas Indonesia (UI) mengambil jurusan Sosiologi.

Saat menempuh studi di UI, ia juga aktif di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Depok.

Ia tercatat pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Rembang dari PKB. Pada tahun 2005, Gus Yaqut terpilih sebagai Wakil Bupati Rembang periode 2005-2010. Pada 2010, ia pernah maju menjadi calon bupati Rembang namun kalah.

Pada periode 2015-2019, ia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR) sebagai Pengganti Antarwaktu (PAW) menggantikan Hanif Dhakiri yang dilantik menjadi Menteri Ketenagakerjaan.

Saat itu, ia duduk di Komisi VI meliputi bidang Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi, UKM & BUMN, Standardisasi Nasional.

Pada pemilihan legeslatif 2019 lalu, ia kembali terpilih menjadi anggota DPR. Ia duduk di Komisi II.

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang disampaikan Yaqut pada 19 Juni 2019, ia memiliki kekayaan sebesar Rp 936.396.000.

5. Sakti Wahyu Trenggono
Wakil Menteri Pertahanan ini dipercaya untuk menduduki Menteri Kelautan dan Perikanan menggantikan Edy Prabowo yang diciduk KPK karena kasus korupsi ekspor benih lobster.

Wahyu Trenggono lahir di Semarang, 3 November 1962. Ia merupakan lulusan S1 di UI dan S-2 Magister Manajemen di Institut Teknologi Bandung pada 2006.

Kariernya diawali sebagai Progamer dan System Analist & Development Federal Motor pada tahun 1986 sampai 1992. Tahun 1995 sampai tahun 1997, Sakti Wahyu Trenggono bergabung dengan Astra Group sebagai Management Information System, Business Development, Supply Chain Manager.

Karier Sakti Wahyu Trenggono semakin cemerlang. Tahun 2000, Sakti dipercaya sebagai Direktur Utama PT Solusindo Kreasi Pratama sampai tahun 2009.

Semasa menjabat sebagai Direktur PT Solusindo Kreasi Pratama, Sakti juga ditunjuk sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengembang Infrastruktur Menara Telekomunikasi dari tahun 2005 sampai tahun 2016.

Tahun 2010 sampai tahun 2016, Sakti Wahyu Trenggono menjabat sebagai Komisaris Utama PT Teknologi Riset Global Investama.

Tahun 2018, Sakti Wahyu Trenggono menjabat sebagai Direktur Perencana dan Pengembangan INKUD.

Sukses berbinis, Wahyu mulai tertarik terjun ke dunia politik. Selain malang melintang di dunia bisnis dan teknologi, Sakti Wahyu Trenggono juga terjun ke dalam dunia politik. Pada 2009, Sakti tercatat sebagai bendahara Partai Amanat Nasional sampai sekitar tahun 2013.

Sakti memang sangat dekat dengan Joko Widodo. Ia sempat menjadi bendahara tim pemenangan Joko Widodo sejak berkiprah di Solo.

Sebelumnya, Sakti Wahyu Trenggono menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan Indonesia sejak 25 Oktober 2019.

Berdasar Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang disampaikan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 16 Januari 2020, Wahyu memiliki harta kekayaan sebesar Rp 1.947.253.281.442.

6. M. Lutfi
Lutfi yang pernah menjabat Kepala BKPM dipercaya menjabat Menteri Perdagangan menggantikan Agus Suparmanto.

Bagi Lutfi, Kementerian Perdagangan bukanlah barang baru. Sebab, pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia juga pernah dipercaya menjabat Menteri Perdangan.

Lutfi tergolong cukup muda. Sebelum menduduki jabatan publik, ia sudah malang melintang di dunia bisnis. Kiprahnya di dunia usaha cukup moncer. Pria kelahiran 16 Agustus 1969 ini pernah mengembangkan usaha bernama Mahaka Grup bersama Erick Thohir (Menteri BUMN), Wishnu Wardhana, dan Harry Zulnardy. Di perusahaan ini yang bergerak di bidang keuangan, pertambangan, dan media ini, Lutfi menjabat sebagai CEO.

Lutfi lahir dari pasangan Firdaus Wadjdi yang berasal dari Minangkabau dan Suhartini yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah. Lutfi tercatat pernah mengenyam pendidikan di Purdue University, Indiana, Amerika Serikat.

Jabatan publik pertama yang diemban adalah Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal periode 2005-2009. Setehaun setelah menjabat sebagai Kepal BPKP, pada 2010-2013 ia dipercaya untuk menjadi Duta Besar Indonesia untuk Jepang dan Mikronesia.

Selesai bertugas menjadi Duta Besar untuk Jepang, ia ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Menteri Perdagangan. Jabatan Menteri Perdagangan ia pegang cukup pendek yakni pada 14 Februari hingga 20 Oktober 2014.

Lepas sebagai Menteri Pedagangan, ia diangkat menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.

Di bidang organisasi, Lutfi tercatat pernah menjabat ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jakarta untuk periode 1998-2001. Saat itu usianya baru 29 tahun. Lepas sebagai ketua HIPMI Jakarta, pada 2001 hingga 2004, dia menjadi Ketua HIPMI Nasional.

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan pada 30 Oktober 2014, Lutfi memiliki kekayaan Rp 123.554.485.081 dan USD 4.510.944.

Sumber

Pencarian:

Komentar:

Top